Semenjak bertemu denganmu, energi statik
benih cintamu telah mengejutkan gaya pegas jantungku, sehingga
jantungku berdetak tak beraturan bagaikan gelombang bunyi gendang yang
tak beraturan saat aku berada beberapa meter darimu. Refleksi cahaya
cintamu telah membunuh urat mataku sehinga membiaskan bayangan wajahmu
yang selalu di otakku.
Pancaran Radiasi Pesonamu membuat otakku tidak bisa berpikir rasional,
sehingga elektromagnet dalam hatiku terpengaruh gelombang magnet
cintamu. Sejak Saat itu, atom-atom penyusun cinta ini kian mengumpul
karena gaya listrik statik dan energi Potensial di hatiku.
Saat jauh darimu, partikel-partikel cintaku tidak bisa diam sehinga
melakukan tumbukan-tumbukan lenting sempurna dan menghasilkan energi
rindu dengan rumus E = MC2, yang mana M adalah Masa waktu dimana semakin lama semakin jauh darimu maka energi rinduku semakin bertambah besar. Sedangkan C adalah Cintaku padamu yang berbanding lurus dengan Energi rinduku.
Usaha untuk memberikan gaya lorenzt-ku padamu telah kuberikan dengan FL = i B Sin ØØ.
Mudah-mudahan dengan penurunan rumus cintaku padamu dapat memahami
pemuaian cintaku padamu dan peningkatan massa jenis cintaku agar tekanan
cinta dalam hatiku bisa setimbang setelah bereaksi dengan cahaya
cintamu. Dimana bila FL adalah gaya cintaku padamu akan berbanding lurus dengan i (arus listrik cintaku) dan B adalah besarnya medan magnet dalam hatiku dan arah sudut refleksi cinta dengan Sin.
I intensitas
L listrik
O optik
V kecepatan
E energi
U usaha
BebekAngsa
Selasa, 24 Januari 2012
Kisah Orang Batak Yang lolos Dari Kekejaman Hitler
Di DALAM tubuh Parlindungan Lubis, tidak setetes pun mengalir
darah Yahudi. Dia Batak tulen dari Mandailing. Namun kenyataannya, dia
harus mendekam selama lima tahun di kamp konsentrasi NAZI , dan masih
beruntung bisa keluar dari tempat penyiksaan dan pembantaian yang
sadis tiada tandingannya itu. Lubis mengisahkan pengalamannya yang
luar biasa itu dalam sebuah otobiografi. Sudah agak lama beredar;
namun buku tersebut masih tetap aktual sampai sekarang.

Pasalnya,
dialah satu-satunya orang Indonesia yang mengalami langsung hari-hari
mencekam di kamp konsentrasi Nazi. Tempat pembantaian yang mengerikan
itu sengaja dibangun untuk mewujudkan impian gila Hitler, yaitu
memusnahkan etnis Yahudi, kaum gay, orang-orang cacat, gipsi dan Saksi
Jehovah.
Berikut
ini Anda bisa menyimak mosaik-mosaik pengalaman Pandapotan Lubis yang
sungguh dramatis itu, melalui resensi buku tersebut yang ditulis oleh
Koencoro : Otobiografi Parlindoengan Loebis.

LUBIS
berangkat ke Negeri Belanda untuk belajar Kedokteran, setelah lulus
Kandidat I di Betawi (begitu dia menuliskannya). Semasa di Betawi, ia
sempat aktif di Jong Islamieten Bond dan Jong Batak, yang kemudian
bersama perhimpunan mahasiswa lain (selain Jong Java) bersatu membentuk
PPPI dan Indonesia Moeda.
Di
Leiden, tak lama ia direkrut Perhimpoenan Indonesia. Sepeninggal
Hatta cs, PI bersifat kekirian, dengan garis Stalinis yang jelas.
Sempat Lubis menjadi ketua, selama 3 tahun, dan membawa PI ke arah
yang tak begitu kiri. Kerjasama dengan Partai Komunis Belanda
dihentikan, lalu bekerjasama dengan Partai Sosialis (SDAP).
Kemudian
PD II pecah. Mei 1940, saat Jerman bergerak ke barat, Belanda
menyerah nyaris tanpa perlawanan. Dan bahkan kemudian kehidupan masih
tampak normal dalam pendudukan Jerman. Sebelum serangan Jerman pun,
partai NSB yang pro Jerman pernah memperoleh suara cukup besar
(separuh suara) dari rakyat Belanda.
Selama
pendudukan Jerman ini, Lubis sempat menyelesaikan kuliah di Leiden,
lalu menikah di Haarlem, menjajagi bekerja di Utrecht, dan akhirnya
membuka praktek di Amsterdam. Tapi kemudian, 26 Juni 1941, dua orang
reserse Belanda menjemputnya. Loebis dipenjarakan, dan kemudian
dipindahkan ke Kamp Konsentrasi. (Baru pada tahun 1945, Loebis
mengetahui alasan penahanannya:
Ternyata
Jerman sedang membuka front baru melawan Sovyet, dan para aktivis
gerakan pro komunis ditakutkan menjadi partisan di belakang front). Kamp
Konsentrasi yang pertama dihuni adalah Kamp Schoorl. Di sini, tawanan
belum disuruh bekerja, tetapi hanya disuruh apel dan berolah raga.
Kemudian seluruh isi kamp ini digabungkan ke Kamp Amersfoort. Di sini,
tawanan memperoleh perkerjaan konstruksi, termasuk memasang kawat
berduri. Juga mulai sering disiksa secara kejam, baik oleh orang Jerman,
maupun terutama oleh orang NSB.
Lubis
kemudian dipindahkan ke Kamp Buchenwald di Jerman. Di sini Lubis
mulai kehilangan harapan untuk dibebaskan, kecuali perang berakhir
dengan kekalahan Jerman. Ia memutuskan untuk hidup secara efisien dan
tanpa hati, untuk bertahan hidup selama mungkin. Di Buchenwald, mereka
membuka hutan di pegunungan berkabut, memecah batu, membuat barak,
saluran air, listrik, bengkel, dll, selama 7 hari seminggu, 14 jam
sehari. Tawanan sering dipukuli, bahkan hingga mati. Tawanan yang
mengobrol ditembak.
Namun
kemudian Lubis dipindahkan lagi, pada Oktober 1942, ke Sachsenhausen,
ke instalasi pabrik pesawat perang Heinkel. Di sini situasi lebih
baik. Kamp lebih difokuskan pada pekerjaan teknis, biarpun kekejaman
masih berlangsung, dan menyita nyawa manusia segala bangsa di sana.
Kali ini, dia ditugaskan sebagai dokter kamp, sehingga tugasnya lebih
ringan. Lubis jarang mengulas tentang Yahudi. Ia beralasan bahwa
barangkali para Yahudi dipisahkan, dan ditempatkan di kamp tersendiri.
Atau barangkali … entahlah. Saat akhirnya pasukan sekutu berhasil
masuk ke Jerman, Kamp kacau.
Para
tawanan dan penjaga membentuk barisan tak teratur yang terus bergerak
ke barat. Tawanan yang keluar barisan langsung ditembak di belakang
kepala. Tapi banyak juga penjaga yang juga lari memisahkan diri. Mereka
akhirnya berhenti di kampung Grabouw. Sempat barisan dari kamp lain
bergabung. Dan akhirnya tentara Russia masuk juga ke kampung itu.
Mereka resmi lepas dari tawanan. Tapi perlu waktu untuk memulihkan
diri, dan mencari cara untuk lepas dari kawasan Russia, menyeberangi
sungai Elbe, masuk ke kawasan Sekutu Barat, dan akhirnya kembali ke
Belanda dengan kereta ke Maastricht, lalu naik mobil ke keluarganya di
Amsterdam.
Namun,
nun di timur, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, dan pada akhir
1945, berita itu mulai terdengar masyarakat Indonesia di Belanda. Lubis
dkk langsung menyatakan diri bagian dari Republik Indonesia yang
merdeka, dan kekikukan kemudian terjadi lagi. Sempat ada Kongres Pemuda
Demokrat Sedunia di Cekoslovakia, dan Loebis ingin menghadiri kongres
ini, atas nama Indonesia. Tentu Belanda tak memberikan pass, tetapi
atas bantuan Inggris, dia bisa berangkat.
Sambutan
untuk Indonesia amat meriah, membuat berang para pemuda Belanda.
Lubis kembali ke Belanda menumpang tim Belgia. Pemerintah Belanda
akhirnya memperbolehkan orang Indonesia kembali ke negerinya. Namun
dengan status sebagai NICA. Banyak yang mengira bahwa ini adalah
support yang baik, karena tidak menyadari bahwa NICA justru memusuhi
Pemerintah Indonesia Merdeka. Lubis sempat menyadari, dan memberi
peringatan kepada lainnya.
Namun
saat ia bertolak pulang, ia diberi juga pangkat Mayor NICA, yang
tentu ia tolak. Ia mengambil status sebagai dokter kapal, dan dalam
status itu sempat menyelundupkan Dr Setia Boedi (Douwes Dekker)
kembali ke Indonesia. Di Indonesia, Lubis meneruskan karir sebagai
dokter, dan menolak berpolitik. Bekerja sebagai dokter di PT Timah,
Belitung. Zaman kaum komunis Indonesia bangkit, Lubis difitnah dan
dipensiunkan dini, karena dianggap tak mau mendukung kaum komunis.
Tapi ia tetap tinggal di Belitung. Saat istrinya meninggal, baru ia
pindah ke Jakarta. Lubis meninggal di ujung tahun 1994, nyaris tanpa
perhatian dari bangsa kita.
me
Nama saya : Rachmad Hidayat, Tapi biasa dipanggil Bebe -_- kenapa dipanggil bebe? Gini : saya mempunyai adek sepupu, dan waktu saya masih berumur 5 tahun dan adek sepupu saya berumur 3 tahun, dia tidak bisa manggil dengan kata "Abang". Jadi dia memanggil saya dengan sebutan "Bebe". Dan kata itu dipakek dikeluarga saya, dan diketahui oleh teman teman saya di SD,SMP, maupun SMA, yah jadi biasa dipanggil Bebe. Udah selesai :)
Saya lahir : 5 Agustus 1997
Saya pernah bersekolah : saya TK cuman sehari -_- SD Nurul Huda, SMP Negeri 1 medan, dan sekarang SMA Negeri 15 Medan dan duduk di kelas X-6
Saya 100% islam :) dan tidak islam KTP
Saya lebih sukak bermain bola lempar yah bola basket gitu
Ini saya pas SD kelas 5 :)
Dan ini saya pas SMP kelas 3
Dan ini saya pas SMA kelas 1
Kata mamak saya sih Ganteng :) tapi kalok orang laen belom tau ;;)
Sekian la yah :D
Saya lahir : 5 Agustus 1997
Saya pernah bersekolah : saya TK cuman sehari -_- SD Nurul Huda, SMP Negeri 1 medan, dan sekarang SMA Negeri 15 Medan dan duduk di kelas X-6
Saya 100% islam :) dan tidak islam KTP
Saya lebih sukak bermain bola lempar yah bola basket gitu
Ini saya pas SD kelas 5 :)
Dan ini saya pas SMP kelas 3
Dan ini saya pas SMA kelas 1
Kata mamak saya sih Ganteng :) tapi kalok orang laen belom tau ;;)
Sekian la yah :D
Kasus Orang yang tidak mati setelah dieksekusi mati -_-
John merupakan seorang pembantu di rumah Miss Emma. Suatu hari, Miss Emma ditemukan tewas dengan leher yang tersayat pisau dan rumahnya terbakar. John kemudian dinyatakan bersalah dan divonis hukuman gantung. Menurut jadwal, John akan dgantung pada 23 Februari 1885 di Exeter Prison.

Ketika sudah hari-H, John dibawa keluar dari selnya untuk menuju tempat eksekusi. Namun, trap door (pintu penyekat antar zona penjara) macet. Bukan hanya sekali, dua kali, tapi tiga kali.
Di tengah kebingungan pihak penjara dan eksekutor, John dikembalikan ke sel nya. Dan beberapa hari kemudian, hukumannya diubah menjadi kurungan seumur hidup.
Anne Green
Dieksekusi mati dengan cara digantung ketika berumur 22 tahun. Pada masa itu, hukuman gantung dilaksanakan dengan cara si napi disuruh naik tangga dan mengalungkan sendiri tali ke lehernya.

Setelah tergantung slama 1/2 jam, tubuh anne diturunkan dan diberikan pada pihak universitas sebagai bahan kuliah anatomi. Namun, setelah di kampus, peti dibuka dan dokter mendengar suara bernapas dari tenggorokannya. Mereka segera memberinya minum.
Dua belas jam setelah eksekusi, Anne sudah bisa bicara beberapa kata. Beberapa tahun kemudian Anne akhirnya menikah dan punya 3 orang anak, serta dapat hidup 15 tahun lagi setelah peristiwa eksekusi yang membuatnya terkenal itu.
Setelah kasus ini, terpidana mati digantung dengan cara dijatuhkan dari ketinggian tertentu untuk mematahkan lehernya, shingga dapat mati secara cepat.
Joseph Samuel
Joseph divonis mati dengan cara digantung setelah dituduh melakukan perampokkan rumah seorang wanita kaya dan polisi yang menjaga rumah tersebut ikut terbunuh.

Joseph memang mengakui perampokkan tersebut. Namun, ia menyatakan bahwa ia tidak terlibat dalam pembunuhan tersebut. Joseph merampok rumah tersebut bersama gengnya. Si kepala geng dilepaskan karena kurangnya barang bukti.
Pada 1803, Joseph dibawa bersama napi lain ke Parramatta, di mana sudah ada ratusan orang yang datang untuk melihat eksekusi ini. Setelah berdoa, Joseph naik ke atas gerobak dan di lehernya dikalungkan tali. Setelah siap, gerobak tersebut ditarik.
Bukannya menggantung tubuh Joseph, tali tersebut malah putus. Algojo coba lagi, tetapi kali ini tali tersebut selip dan kaki Joseph menyentuh tanah. Di tengah kegaduhan penonton, algojo coba lagi untuk ketiga kali. Tali tersebut kembali putus.
Kali ini petugas di lokasi mengabarkan gubernur tentang peristiwa ini. Setelah mengetahuinya, gubernur mengubah hukuman Joseph menjadi kurungan seumur hidup. Gubernur dan petugas lain meyakini bahwa kejadian tersebut merupakan petunjuk dari Tuhan, bahwa tidak seharusnya Joseph mendapat hukuman tersebut.
Wenseslao Moguel
Moguel divonis mati dengan cara ditembak oleh regu tembak kepolisian. Ia ditembak 9 kali, termasuk 1 peluru terakhir yang ditembakkan ke kepalanya oleh komandan regu dalam jarak dekat untuk memastikan kematiannya.

Entah bagaimana, Moguel bisa bertahan hidup dan berencana untuk melarikan diri. Moguel pulang ke kampungnya untuk menikmati sisa hidupnya yang sangat berharga tersebut.
Foto di atas diambil pada tahun 1937 di acara Ripley’s Believe It or Not. Dimana Moguel memperlihatkan tanda bekas peluru yg menembus kepalanya dari jarak dekat.
Langganan:
Postingan (Atom)